Friday, July 15, 2011

Antara DPR, PERTAMINA, DAN AROGANSI

Baru-baru ini kita mendengar kabar bahwa ada rapat dengar yang di adakan oleh komisi VII DPR RI. Tetapi setelah usai jalannya rapat ini, ternyata pihak PERTAMINA kecewa oleh komisi VII DPR karena  Jalannya rapat tidak sesuai dengan pokok pembahasan rapat.         Setelah itu, melayanglah surat kekecewaan PERTAMINA kepada para anggota DPR ini. Mulailah pembahasan pro dan kontra menanggapi kondisi ini.
Dari sisi DPR RI merasa di hina olehPERTAMINA karena surat tersebut, sedangkan dari sisi PERTAMINA, ia tidak merasa melecehkan DPR, tetapi ia kecewa karena pembahasan rapat tidak sesuai dengan yang di agendakan dan menjadi tidak efisien. Sampai detik ini, rapat pun belum di gelar kembali sehingga hasil rapat kemarin senin tidak menghasilkan apa-apa.

Arogansi
Dari kondisi peristiwa di atas, saya menyimpulkan bahwa :
- Sebagai anggota "DEWAN YANG SANGAT TERHORMAT", telah di ibaratkan sebagai Tuhan yang tidak dapat di kritik dan di ganggu gugat. Sungguh memalukan menjadi wakil rakyat yang tidak ingin di kritik. Rupanya kesimpulan saya atas artikel saya sebelumnya memang benar bahwa para caleg yang ingin menjadi wakil rakyat ini memang tidak membela rakyat. Tetapi membela kaumnya sendiri, partainya sendiri, serta yang paling penting yaitu "KEKUASAAN DAN UANG!". Tak ada yang lain.
- Kualitas para anggota dewan harus di pertanyakan. Bagaimana jika di balik kondisinya? DPR komisi VII menjadi Direksi Pertamina sedangkan Direksi Pertamina menjadi anggota DPR komnisi VII, lalu di minta pertanggungjawabannya atas memimpin pertamina dalam waktu yangsingkat. Rasionalkan itu..? Silahkan nilai sendiri...
Saya merasa malu mempunyai para pemimpin yang tidak mau di kritik untuk perbaikan dan sudah bukan rahasia umum lagi bahwa banyak juga para wakil rakyat yang berbuat tercela seperti pergi ke tempat prostitusi untuk melakukan perbuatan tercela.
Namanya saja wakil rakyat. Tetapi bertemu dengan rakyat saja tidak mau.. itu yang paling menyebalkan..
Sadarlah Pak,Bu yang sudah terlanjur menjadi wakil rakyat. Dosa anda sangatlah besar jika Anda berprilaku bak TUHAN!. Karena menjadi wakil rakyat bukan hanya sebagai pekerjaan, melainkan ANDA memilih untuk memberikan punggung anda untuk memikul tanggung jawab serta amanah yang besar dari seluruh rakyat Indonesia yang ada di seluruh dunia ini.
Satu lagi alasan saya untuk golput..

No comments:

Post a Comment